Posts Subscribe comment Comments

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI SISTEM INTEGUMEN IKAN REMONG


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi yaitu bentuk luar ikan yang merupakan cirri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jinis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan (Buchar, R., 1991).
Sistem integumen adalah berarti mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian luar pada suatu organism. Pada bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dua macam yaitu simetris bilatelar dan non simetris bilateral. simetris bilateral adalah bila ikan di belah menjadi dua bagian yang sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk maupun ukurannya sama persis. Sedangkan non simetris bilateral adalah kedua sisi leteralnya bentuk yang berbeda atau tidak sama (Buchar, R., 1991)

1.2  Tujuan Praktikum
Praktikum sistem integumen bertujuan untuk melihat bentuk-bentuk sisik dan jari-jari sirip serta bagiannya. Yang terdapat pada sistem integumen pada ikan remong.

1.3  Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum sistem integumen ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk sisik dan jari-jari sirip serta bagiannya yang terdapat pada ikan remong.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Klasifikasi
Adapu klasifikasi menurut (Buchar, R., 1991) dari ikan remong sebagai berikut :
Kingdom    : animalia
Phylum       : chordate
Class           : actinoptery
Ordor          : perciform
Family        : lutjanida
Genus         : lutjanus
Species       : L. adetii

2.2    Habitat
Lutjanus griseus biasanya ditemukan pada kedalaman 30 - 180 m (98-590 kaki) di mana mereka sering membentuk sekolah besar Kakap abu remaja berhubungan dengan tempat tidur Thalassia, akar bakau, dermaga, tiang dan dermaga (Fujaya, 2004).
Orang dewasa kecil pindah ke perairan dekat pantai dan lepas pantai di sekitar Usia 3 – 4. Orang dewasa yang lebih kecil mungkin tetap berada di muara sungai atau pindah ke habitat dekat pantai, tetapi cenderung tetap di air dangkal daripada orang dewasa lebih matang. Kakap abu berumur menempati berbagai habitat di kedua perairan pesisir dan lepas pantai dan tetap cukup spesifik lokasi setelah mereka menjadi didirikan di suatu daerah (Hardanto, 1979)
Habitat dewasa umum termasuk alami dan buatan keras-bottom substrat seperti batuan rock, tepian, bangkai kapal, dan terumbu karang. Dewasa kadang-kadang ditemukan di hilir sungai di selatan Florida (Hardanto, 1979).

2.3    Morfologi
Coklat gelap atau abu-abu dengan bintik-bintik kemerahan atau oranye di baris sepanjang sisi. Sebuah band horisontal gelap dari moncong melalui mata hadir dalam muda saja. Dua gigi taring mencolok hadir di depan rahang atas. Sirip punggung memiliki perbatasan gelap atau kemerahan. Tidak ada tempat gelap hadir di sisi bawah sirip punggung. ditemukan dari pinggiran rawa bakau dan garam ke teluk dan lepas pantai keras pantat daerah, bangkai kapal dan terumbu karang. Kakap Gray tertangkap lepas pantai yang umum 8 sampai 10 kilogram (Fujaya, 2004).
kakap, salah satu dari sekitar 105 spesies ikan dari Lutjanidae keluarga (Perciformes order). Snappers ditemukan, seringkali dalam kelimpahan, seluruh daerah tropis. Aktif, ikan sekolah dengan tubuh memanjang, mulut besar, gigi taring tajam, dan ekor tumpul atau bercabang, kakap biasanya agak besar, banyak mencapai panjang 60-90 cm (2-3 kaki). Mereka adalah karnivora dan memangsa krustasea dan ikan lainnya (Effendie, M.I. 1997).


BAB III
METODOLOGI


3.1    Waktu dan Tempat
Praktikum ikhtiologi mengenai system integument ikan, di laksanakan pada hari sabtu tanggal 10 November 2012, praktikum ini di mulai pada pukul 10.30 – 12.00 WIB. Praktikum ini bertempat di laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unifersitas Teuku Umar.

3.2    Alat dan Bahan
Alat yang dipakai dalam praktikum system integument ini adalah pinset, jarum, luv (kaca pembesar) mikroskop, alat tulis, buku gambar. Sedangkan bahan yang di gunkan yaitu ikan remong.

3.3    Prosedur Kerja
Sebelum melaksanakan praktikum, yang pertama-tama di lakukan adalah menyiapkan alat dan bahan praktikum selanjutnya meperhatikan modul yang telah di sediakan dan mengisi lembaran kerja system integument pada modul.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN

4.1 Hasi
a. Sisik stenoik (sisik sisir)
No
Nama ikan
Tipe sisik
Jari-jari keras
Jari-jari lemah mengeras
Jari-jari lemah
1.
Remong  (yellow strieet lanjanus rufolineatus)
Sloed
Ada
·  Tidak ada
·  Agak mudah di bengkokan
·  Ada bercabang
·  Tidak berbuku-buku
· Letak D, P, V, A, C
· Agak susah di bengkokan
· Bercabang
· bergerigi

Susunan linealatralis lengkap dan sempurna, bentuk linealatralis garisnya melengkung ke bawah merupakan bentuk horizontal. Jumlah lubang linealatralis 30 lobang dan bentuk sisik bulat, bentuk lubang yang ditumpang sisik dibawah dekat dorsal, di atas kanan, di sirip pektan dan di bawah LL di atas LL
Sedangkan jari-jari yang terdapat sebagai berikut :
1.      berjari-jari keras
2.      jari-jari sirip P,P,V,A jugak termasuk keras
3.      dan jari-jari sirip di temukan panjang pada dorsal berbentuk kerasa.

4.2 Pembahasan
Sistem integumen adalah ilmu yang mempelajari bentuk tubuh organ dari ikan terutama bentuk tubuh dan organ luar dari ikan. Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa missal dari bentuk bilateral semestris pada saat masih larva beruba menjadi asmestris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingka laku yang khusus.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi yaitu bentuk luar ikan yang merupakan cirri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan.
Lutjanus griseus biasanya ditemukan pada kedalaman 30 - 180 m (98-590 kaki) di mana mereka sering membentuk sekolah besar Kakap abu remaja berhubungan dengan tempat tidur Thalassia, akar bakau, dermaga, tiang dan dermaga,

5.2 Saran
Di saat melaksanakan praktikum yang perlu di perhatikan adalah pembentukan posisi agar di waktu melaksanakan praktikum kiranya benr-benar fokus mendengar apa yang di paparkan oleh asisten dosen tentang tata cara pelaksanaan dan tahap-tahap yang harus di kerjakan.














DAFTAR PUSTAKA


Buchar, R., 1991. Kegiatan Magang Mata Ajaran Ikhtiologi. IPB, Fakultas Perikanan.
Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan yayasan pustaka Nusantara, Yogyakarta.
Fujaya, 2004. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Hardanto, 1979. Perikanan Indonesia, PT Cipta Sari Grafika, Bandung.