BAB I
PENDAHULUAN
Later Belakang
Komunikasi adalah suatu ketrampilan
penting yang dibutuhkan dalam manajemen. Kegiatan komunikasi pada
prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Secara
sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan
penerimaan pesan/ ide dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk
mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan tersebut.
Dalam sejarahnya, ilmu komunikasi
dikembangkan oleh ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Sehingga para ilmuwan
tersebut mendifinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masing-masing.
Sarah Trenholm dan Arthur Jensen dalam Wiryanto (2004) mendifinisikan
komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada
penerima melalui beragam saluran. Sedangkan menurut Hoveland dalam Wiryanto
(2004) komunikasi adalah proses dimana individu mentransmisikan stimulus untuk
mengubah perilaku individu yang lain.
Gode dalam Wiryanto (2004) memberi
pengertian mengenai komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan
bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang. Raymon
S. Ross dalam Wiryanto (2004) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses
menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga
membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa
dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Komunikasi atau communications dalam
bahasa Inggris, menurut Mulyana (2003), berasal dari kata Latin communis yang
berarti ”sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti ”membuat
sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah
yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan
akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa
suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi
definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara
berbagai hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat ”Kita berbagi pikiran”, ”Kita
mendiskusikan makna”, dan ”Kita mengirimkan pesan”.
Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi adalah tujuan yang
menyangkut upaya untuk mengubah perilaku sasaran setelah kegiatan komunikasi
dilakukan. Rumusan tujuan harus memuat: khalayak sasaran, cakupan jumlah
sasaran, dan perubahan perilaku yang diinginkan. Rencana operasional adalah
uraian secara konsepsional mengenai sumber daya-sumber daya yang diperlukan
dalam penyelenggaraan suatu program atau proyek.
Menurut Nirwana (2006) efektivitas
komunikasi melingkupi tahap yang terdiri dari identifikasi khalayak sasaran,
penentuan tujuan komunikasi, perancangan pesan, pemilihan saluran komunikasi,
penetapan anggaran komunikasi, dan penentuan bauran komunikasi, serta mengukur
hasil komunikasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Perencanaan Komunikasi
Perencanaan adalah pernyataan
tertulis mengenai segala sesuatu yang akan atau yang harus dilakukan. Sifat
perencanaan selalu berorientasi ke masa yang akan datang (future oriented).
Perencanaan komunikasi adalah pernyataan tertulis mengenai serangkaian tindakan
tentang bagaimana suatu kegiatan komunikasi akan atau harus dilakukan agar
mencapai perubahan perilaku sesuai dengan yang kita inginkan.
Bidang pekerjaan perencanaan
merupakan salah satu fungsi pekerjaan manajerial. Oleh karena itu, tingkatannya
pun sama dengan tingkatan yang ada pada suatu manajemen, yakni perencanaan
strategik, perencanaan taktik, dan perencanaan teknik. Selain itu, tingkatan
perencanaan bisa dilihat berdasarkan ruang lingkup jangkauan pembuatan
kebijaksanaan. Berdasarkan hal itu, perencanaan komunikasi dapat
diklasifikasikan ke dalam: National Policy-making Level, dan Cross-Ministerial
Planning Level, dan Institusional Level Planning yang
meliputi: managerial-policy level,supervisory-strategy level,
dan project-operational level.
Perencanaan Komunikasi merupakan hal
mendasar yang diperlukan dalam suatu kegiatan komunikasi sosial, utamanya untuk
memperkenalkan atau memasarkan produk. Setelah memahami proses perencanaan dan
elemen-elemen komunikasi dalam suatu organisasi, dapat ditemukan beberapa hal
yang dapat merupakan masalah dalam perencanaan komunikasi. Menurut Wahyudi
(2010) sebuah perencanaan komunikasi harus cermat dan tepat dalam menentukan
siapa berbicara apa pada siapa melalui apa.
Tahapan perencanaan komunikasi pada
dasarnya terdiri dari: (1) tahap identifikasi masalah komunikasi, (2) tahap
perumusan tujuan komunikasi, (3) tahap penetapan rencana strategik, (4) tahap
penetapan rencana operasional, (5) tahap penyusunan rencana evaluasi, dan (6)
tahap merencanakan rekomendasi. Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan satu
persatu secara berurutan, tidak boleh meloncat-loncat.
Dalam tahap identifikasi masalah
perlu dilakukan pengumpulan data/fakta/informasi mengenai kondisi khalayak
sebagai bahan untuk melakukan analisis khalayak. Perumusan masalah harus
berdasarkan pada felt needs dan real needs yang
dimiliki oleh khalayak sasaran.
Dalam penjabaran lebih luas, tahapan
dalam proses komunikasi dapat disusun sebagai berikut:
1. Formulasi misi lembaga: pernyataan
umum tentang tujuan, filosofi dan alasan berdirinya/keberadaan lembaga yang
bersangkutan.
2. Melakukan analisis terhadap kondisi
dan kemampuan internal lembaga (:evaluasi diri).
3. Melakukan analisis/penilaian
terhadap lingkungan eksternal lembaga, yang meliputi para kompetitor dan
faktor-faktor eksternal lainnya.
4. Mengidentifikasi opsi-opsi
alternatif, dengan mempertimbangkan existing resources dan lingkungan
eksternalnya.
5. Menganalisa dan menyusun prioritas
opsi-opsi tersebut dengan mengacu pada visi/misi lembaga dan mempertimbangkan
efektifitas dan efisiensinya dalam mencapai tujuan.
6. Memilih/merumuskan serangkaian
tujuan jangka panjang dan grand strategy yang akan diwujudkan melalui pilihan
atau opsi terpilih.
7. Menyusun tujuan tahunan dan strategi
jangka pendek yang sejalan/sesuai dengan tujuan jangka panjang dan grand
strategies yang dipilih.
8. Implementasi opsi-opsi strategis
dengan cara alokasi sumber keuangan, sesuai dengan tugas, orang, struktur
teknologi dan sistem reward..
9. Mengevaluasi keberhasilan/kegagalan
proses-proses strategis sebagai masukan bagi pembuatan keputusan berikutnya.
Sedangkan elemen utama dalam
perencanaan komunikasi terdapat empat macam, yaitu :
1. Tujuan (Objective). Kondisi
masa depan yang akan dicapai
2. Aksi (Action). Serangkaian
kegiatan yang yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
3. Sumber Daya (Resouces).
Hal-hal yang dibutuhkan dalam melaksakan aksi.
4. Pelaksanaan (Implementation).
Tata cara dan arah pelaksanaan kegiatan.
Pada proses perencanaan tersebut, dampak
ataupun akibat yang dihasilkan sangat bergantung pada ke-empat elemen
perencanaan. Dalam proses perencanaan tersebut, peran komunikasi merupakan
ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh para manager. Karenanya dapat
dikatakan pula bahwa perencanaan komunikasi meliputi fungsi-fungsi manajemen ,
yaitu :
1. Merencanakan (Planning).
2. Mengadakan (Organizing).
3. Mengutamakan (Leading).
4. Mengawasi (Controlling).
Untuk menunjang keberhasilan perencanaan komunikasi, maka
perlu dipahami elemen-elemen yang terdapat dalam komunikasi antara lain:
- Komunikator
: orang yang menyampaikan pesan. Menurut Aristoteles dalam Wahyudi (2010)
Seorang komunikator harus memiliki ethos sebagai berikut: good sense yaitu
pikiran baik, good moral character yaitu moral baik, serta good will yaitu
maksud yang baik.
- Pesan
: ide atau informasi yang disampaikan
- Media
: sarana komunikasi
- Komunikan
: audience, pihak yang menerima pesan
- Umpan Balik : respon dari
komunikan terhadap pesan yang diterimanya.
Dalam kehidupan nyata mungkin ada
yang menyampaikan pesan/ide (encoding) yang merupakan hasil pengolahan
ide (stimulus) berdasarkan kesan (perception) dan penerjemahan (interpretation)
si penyampai ; ada yang menerima atau mendengarkan pesan; ada pesan itu sendiri;
ada media (transmission through a channel) dan tentu ada respon berupa
tanggapan terhadap pesan (feedback).
Dari skema proses komunikasi diatas,
untuk menunjang keberhasilan perencanaan komunikasi dapat dilihat Kesan (Perception)
sebagai inti komunikasi. Kesan adalah nuansa rasa manusia kepada obyek
tertentu. Kita terkesan, karena ada sesuatu yang menarik dari obyek tersebut.
Obyek tersebut bisa berupa barang atau orang. Kita bisa terkesan kepada orang
karena bermacam-macam; bisa karena wajah cantiknya, tampan, berkumis; bisa
karena kata-katanya, karena janjinya, dan sebagainya. Membuat kesan yang baik,
berarti kita harus berbuat dan bersikap tertentu yang membuat agar orang lain
tertarik. Dapat dikatakan bahwa kesan/persepsi merupakan inti komunikasi.
Wahyudi (2010) menyebutkan
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi komunikate adalah prior ethos yaitu
membentuk gambaran tentang komunikator melalui pengalaman langsung atau
pengalaman wakilan, dan intrinsic ethos yaitu membentuk gambaran
tentang komunikator melalui topik yang dipilih, cara penyampaian, tehnik
pengembangan pokok bahasan dan bahasa yang digunakan.
Menurut Rudolp
F.Verdeber dalam buku, Communicate, 1978, kesan atau persepsi
dapat didefinikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai
representatif obyek eksternal. Proses menafsirkan informasi Indrawi. Jika
persepsi kita tidak akurat kita tidak munglkin bisa berkomunikasi secara
efektif .
Paradigma Perencanaan
Paradigma dapat didefinisikan
sebagai cara pandang terhadap sesuatu dengan tata cara tertentu. Perkembangan
paradigma dalam perencanaan komunikasi meliputi:
1.
Basic
financial planning:
mencari/mengembangkan kontroloperasional yang lebih baik melalui budgeting yang
sesuai.
2.
Forecast-based
planning: mencari/mengembangkan
model perencanaan yang lebih baik bagi pertumbuhan dengan cara mencoba
memprediksi setelah satu tahun ke depan.
3.
Externally
oriented planning:
senantiasa meningkatkan derajad responsiveness terhadap perubahan pasar dan
competitor dengan cara berfikir strategis.
4.
Strategic
management:
mengembangkan model pengelolaan terhadap resources yang ada untuk mendapatkan
keuntungan yang kompetitif, sekaligus membuka peluang untuk masa selanjutnya.
Paradigma tersebut terus menerus
mengalami perubahan, terdapat beberapa hal yang menuntut adanya perubahan
paradigma tersebut antara lain adalah:
1.
Kompleksitas
kebutuhan dan keinginan stake-holder, serta perubahan kebutuhan konsumen/user
yang berkembang dengan pesat.
2.
Persaingan
yang semakin ketat di antara para competitor.
3.
Munculnya
kesadaran bahwa konsumen/klien dan para user yang lain merupakan bagian yang
tak terpisahkan dengan eksistensi lembaga/institusi yang bersangkutan.
Masalah Perencanaan Komunikasi
Dalam berkomunikasi, kita pasti
memiliki persepsi tertentu pada pendengar begitu pula sebaliknya. Kekeliruan
yang sering terjadi dalam berkomunikasi adalah ketika seseorang menyampaikan
informasi dengan ukurannya sendiri. Ini harus dihindarkan karena komunikasi
senantiasa melibatkan orang lain. Ahli komunikasi berpesan jika akan berhasil,
maka rumusan kunci yang harus dipegang adalah “Know your audience!”
Berkomunikasi ataupun
mengkomunikasikan sesuatu tidaklah mudah, beberapa hal yang harus dikaji
seksama dalam perencanaan komunikasi antara lain adalah sebagai berikut :
1.
Analisa
khalayak, merupakan tahap awal yang sangat menentukan arah dan tujuan
perencanaan. Tahap ini menganalisi segmen masyarakat sasaran yang kita hadapi
dari segi sosiodemografis (pendidikan, usia, jenis kelamin, etnis, kepercayaan,
bahasa, pekerjaan) dan juga dari segi psikografis (aspirasi, kesenangan, dan
kebiasaan kebiasaan). Pemahaman komprehensif mengenai tatanan masyarakat ini
diperlukan untuk menentukan khalayak sasaran dan format kegiatan yang sesuai
dengan keinginan komunikator dan kebutuhan khalayak sasaran.
- Perumusan
tujuan. Tahap ini untuk menentukan apa yang ingin dicapai dengan
program-program yang dilakukan .
- Pemilihan
Media. Langkah pemilihan media sebagai saluran pesan memerlukan
kecermatan, dengan mempertimbangkan kelemahan dan keunggulan sifat
masing-masing media. Setidaknya diperlukan media yang dapat di akses oleh
masyarakat sasaran.
- Rancangan
Pesan. Diperlukan upaya terus-menerus dalam meningkatkan ketrampilan
komunikator agar senantiasa mengetahui perkembangan dan wacana masyarakat.
Selain bobot materi yang harus diperhatikan, juga kesesuaian pola pikir
masyarakat sasaran yang dihadapi, termasuk kesesuaian media yang
digunakan. Peran kreatifitas komunikator menjadi hal utama.
- Produksi
dan distribusi media. Produksi media berkaitan dengan kemasan pesan.
Karena itu unsur estetika sangat berperan untuk menarik perhatian
masyarakat. Demikian juga dengan distribusi pesan, dimana pemilihan waktu
yang tepat menjadi kunci keberhasilan distribusi.
- Evaluasi.
Tahap ini melihat bagaimana program berjalan sesuai dengan tujuan, sejauh
mana program yang dirancang telah tercapai, faktor-faktor pendukung dan
penghambat selama program berjalan.
Secara umum, masalah yang harus
diperhatikan dalam perencanaan komunikasi sebagaimana tersebut di atas dapat
dikategorikan sebagai berikut:
- Objective (Tujuan). Meliputi
perumusan tujuan.
- Action. Meliputi analisis khalayak.
- Resources. Meliputi rancangan pesan, dan
kualitas komunikator.
- Implementation. Meliputi pemilihan media, dan
produksi dan distribusi media.
- Performance
Outcome.
Meliputi evaluasi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi adalah suatu ketrampilan
penting yang dibutuhkan dalam manajemen. Kegiatan komunikasi pada
prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan.
Perencanaan adalah pernyataan
tertulis mengenai segala sesuatu yang akan atau yang harus dilakukan.
Saran
Kami
merasa dalam penyajian makalah ini masih sangat banyak kekurangan dan kelemahan
maka dari itu sudi kiranya teman-teman memberikan kritikan/saran, yang nantinya
akan berguna untuk memperbaiki hasil makalah ini dan bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
Erna,
A. 2007. Perencanaan Komunikasi dan Masalahnya. (Online), (http://www.awandaerna.multiply.com/journal/item/3/PERENCANAAN_KOMUNIKASI_DAN_MASALAHNYA.
Diakses 09 November 20102)
Mulyana, D. 2003. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nirwana. 2006. Service Marketing Strategy. Malang: DIOMA.
Santoso, E. & Setiansah, M. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sendjaja, S. D. 1999. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (PPKI). Malang: Universitas Negeri Malang.
Wahyudi, R. O. B. 2010. Modul Perencanaan dan Pengelolaan Komunikasi. Surabaya: Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Mulyana, D. 2003. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nirwana. 2006. Service Marketing Strategy. Malang: DIOMA.
Santoso, E. & Setiansah, M. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sendjaja, S. D. 1999. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Universitas Negeri Malang. 2000. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (PPKI). Malang: Universitas Negeri Malang.
Wahyudi, R. O. B. 2010. Modul Perencanaan dan Pengelolaan Komunikasi. Surabaya: Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Silahkan Tulis Komentar Anda ...