BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kompone biologi yang paling banyak berpengaruh dalam perairan
meliputi seperti plankton, alga, tanaman air, dan bentos. Jasad renik dalam
perairan berpengaruh terhadap kehidupan ikan. Komponen biologi sangat perlu
untuk dipahami oleh pembudidayaan ikan karena beberapa jasad renik bermanfaat untuk budidaya ikan khususnya larva untuk hidup, tumbuh dan
berkembang (Anonim. 2000).
Sifat biologi air yang banyak berperan dan perlu
diperhatikan dalam penentuan lokasi budidaya ikan adalah produktifitas primer.
Hal ini karena berperan sebagai pakan alami serta penyedia oksigen terlarut
dalam air bagi ikan untuk respirasi (Anonim. 2000)
Air mempunyai fungsi untuk menunjang kehidupan di dalamnya.
Dari segi biologi, air merupakan media yang baik untuk kegiatan biologis dalam
pembentukan dan penguraian bahan-bahan organik. Manajemen kualitas air adalah
cara kita mengatur kondisi lingkungan pada kisaran yang dapat meningkatkan
pertumbuhan atau produksi ikan. Kualitas air dikatakan baik apabila air
tersebut memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Dalam hal ini menyangkut
mengenai plankton, terutama fitoplankton karena fitoplankton adalah merupakan
produktifitas primer dalam rantai makanan (Effendie. 2003).
Kebutuhan oksigen
biologi (BOD) didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang diperlukan oleh
organisme pada saat pemecahan bahan organic pada kondisi aerobik. Pemecahan
bahan organik diartikan bahwa bahan organic ini digunakan oleh organisme
sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi (Sitohang,
Clemens dkk. 2010).
Proses biologi lainnya
yang sangat penting dalam budidaya perairan adalah respirasi, dengan reaksi :
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O Dalam respirasi, bahan organik dioksidasi dengan
menghasilkan air, karbon dioksida dan energi. Pada waktu siang hari proses
fotosintesis dan respirasi berjalan secara bersama-sama. Pada malam hari hanya
proses respirasi yang berlangsung, sehingga konsentrasi oksigen terlarut dalam
air turun sedangkan konsentrasi karbon dioksida naik (Effendie. 2003).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah yaitu utuk mengetahui
berbagai komponen biologi dalam perairan budidaya perikanan
1.2 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan
informasi mengenai tentang komponen biologi dalam prairan bagi yng memerlukan
dan khususnya bagi kami penulis sendiri
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komponen
Komponen Dalam Perairan
1. Komponen abiotik, adalah
senyawa-senyawa bahan dasar pembentuk senyawa organik.
2. Komponen produsen, adalah organisme
hidup yang dapat mengubah unsur anorganik menjadi organik, seperti proses
fotosintesa.
3. Komponen konsumer, adalah organisme
yang bersifat heterotrof.
4. Komponen dekomposer, adalah
organisme yang tidak mempunyai zat hijau daun, tidak memanfaatkan organisme
hidup, tetapi mempergunakan energi dari senyawa organik yang sedang terurai (Sitohang,
Clemens dkk. 2010)
2.2 Macam macam biologi dalam
perairan
2.2.1
Plankton
Plankton merupakan jasad renik yang melayang di dalam
perairan, tidak bergerak atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti arus.
Plankton dibagi menjadi fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton
(plankton hewani). Berdasarkan ukurannya plankton terbagi atas makroplankton
ukuran 200 - 2000 µ, mikroplankton ukuran 20 - 200 µ, nannoplankton ukuran 2 –
20 µ, dan ultra nannoplankton ukuran < 2 µ (Kasry,
Adnan dkk, 2010).
Fitoplankton mempunyai klorofil yang dapat membuat makanan
sendiri dengan mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik melalui proses
fotosintesa. 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2. Fitoplankton hidup pada lapisan
perairan yang masih terdapat sinar matahari sampai pada suatu lapisan perairan
yang disebut garis kompensasi Sitohang (Clemens dkk. 2010).
Zooplankton umumnya bersifat fototaksis negatif sehingga
dapat hidup di lapisan perairan yang tidak terjangkau sinar matahari.
Zooplankton merupakan konsumen primer atau kelompok yang memakan fitoplankton.
Dengan sifat yang fototaksis negatif, zooplankton akan banyak terdapat di dasar
perairan pada siang hari dan akan ke permukaan perairan pada malam hari atau
pada siang hari (Kasry, Adnan dkk, 2010).
Baik fitoplankton maupun zooplankton merupakan pakan alami
ikan. Keperluan pakan alami bagi pembenihan ikan sangat penting karena larva
ikan sangat menyukai pakan tersebut, mempunyai kandungan protein yang sangat
tinggi untuk pertumbuhan larva dan sesuai bukaan mulut larva. Dalam kemudahan
pengambilan sampel plankton di permukaan air, untuk fitoplankton dapat dilakukan
setiap waktu sedangkan zooplankton hanya diambil pada malam atau pagi hari (Sitohang,
Clemens dkk. 2010)
Pada pemeliharaan larva dan benih ikan, nilai optimal jumlah
plankton adalah 100.000 sel/ml dengan memperhatikan ukuran benih;
·
Umur
1 – 15 hari (1 – 3 cm) warna air hijau/hijau tua
·
Umur
16 – 25 hari (3 – 5 cm) warna air cokelat-kemerahan
2.2.2 Alga
Menurut (M. Ghufra H. 2007). Alga merupakan organisme autotrof yang tidak memiliki akar,
batang,dan daun. Alga di antaranya terdiri dari:
1.
Alga
Hijau (kelompok Viridiplantae, filum Chlorophyta dan Charophyta)
2.
Alga
merah (kelompok Rhodophyceae)
3.
Alga
coklat (kelompok Chromalveolata, kelas Phaeophyceae)
4.
Alga
pirang (kelompok Chromalveolata, kelas Xanthophyceae)
5.
Alga
keemasan (kelompok Chromalveolata, kelas Chrysophyceae)
6.
Alga
biru hijau (kelompok Cyanobakteria)
2.2.3 Tanaman air
Menurut (M. Ghufra H. 2007). Berdasarkan cara hidupnya di dalam ekosistem, tanaman air
dikelompokkan ke dalam tiga jenis:
1.
Mengapung
2.
Melayang
3.
Timbul
Contoh
jenis tanaman air, diantaranya adalah:
·
Eichornia
crassipes (Eceng gondok), hidup mengapung-apung di dalam air dan terkadang
berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 m, dan tidak memiliki batang.
Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkal meruncing, pangkal tangkai
daun menggelembung. Permukaan daun licin dan berwarna hijau. Bijinya berbentuk
bulat dan hitam dan akarnya berserabut. Berkembang biak secara generatif dan
pembentukan stolon. Tumbuh pada kolam-kolam dangkal, tanah basah, rawa, danau,
aliran air lambat, tempat penampungan air, dan sungai. Tumbuhan ini dapat
mentolerir perubahan yang ekstrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan
ketersediaan nutrient, pH, temperatur, dan racun-racun.
·
Salvinia
cuculata, merupakan tanaman air yang berbentuk bulat dan berakar panjang.
Berkembang biak dengan membentuk spora. Berfungsi menjernihkan air dan dapat
meningkatkan unsure hara melalui pengikatan N bebas dari udara.
2.3 Tanaman Air Memberi Pengaruh
Negatif Dan Positif Bagi Kualitas Air
2.3.1 Pengaruh Negatif Tanaman Air
· Tanaman air khususnya yang hidup
mengapung akan mengakibatkan penguapan air yang lebih besar karena dengan
adanya tanaman air maka seolah-olah luas permukaan air akan menjadi lebih
besar. Penguapan air semakin lebih besar terjadi jika pada perairan tersebut
banyak tumbuh tanaman berdaun lebar (Kasry,
Adnan dkk, 2010).
· Menyebabkan terjadinya pendangkalan
perairan sebagai akibat dari tanaman air yang mati dan tenggelam ke dasar yang
mengakibatkan peningkatan dasar perairan.
· Jika tanaman air yang mati relatif
banyak, maka akan terjadi pembongkaran tanaman tersebut oleh bakteri yang
mengakibatkan penurunan O2 terlarut. Hasil perombakan adalah munculnya gas CO2
yang bersifat racun bagi hewan dan akan menurunkan nilai pH air.
· Jika tanaman semakin tinggi,
respirasi tanaman pada malam hari di dalam air menyebabkan defisiensi O2
2.3.2 Pengaruh Positif Tanaman Air
· Adanya tanaman air menyebabkan
penurunan temperatur air menurun, sehingga metabolisme juga menurun dan O2
meningkat. Ketika temperatur menurun, kejenuhan O2 naik karena terjadi
peningkatan kelarutan O2 yang diakibatkan difusi O2 ke dalam air lebih besar.
· Pada kondisi populasi tanaman air
yang normal akan meningkatkan O2 sehingga fotosintesis dapat terjadi dengan
baik.
· Memperkaya unsur hara karena
banyaknya tanaman yang mati.
2.4 Pengelolaan Fakator Biologi
Dalam Perairan
2.4.1 Pengangkatan Lumpur
Setelah digunakan untuk siklus terdahulu, pada dasar kolam
akan telah menjadi kubangan lumpur organik yang terdiri dari bangkai organisme
air seperti plankton, perifiton, nekton, bentos,dan organisme lain yang
mengendap yang tidak terurai oleh bakteri. Keberadaan lumpur selain menyebabkan
pendangkalan,meningkatkan kekeruhan, juga menyebabkan berkurangnya kandungan
oksigen terlarut. Lumpur organik dibuang dengan mengangkat atau menggelontorkan
dengan air sehingga dasar kolam bersih (Kasry,
Adnan dkk, 2010).
2.4.2 Pengeringan dan Penjemuran
Dasar Kolam
Dasar kolam dijemur dengan bantuan sinar matahari selama 3 –
7 hari, tergantung cuaca sampai dasar kolam retak-retak. Penjemuran bertujuan
untuk mengoksidasi bahan organik yang terkandung dalam dasar kolam menjadi
mineral (hara), membunuh bakteri patogen dan membunuh telur atau benih
organisme hama (Kasry, Adnan dkk, 2010).
2.4.3 Pengapuran
Pengapuran dilakukan untukmeningkatkan pH tanah sehingga
bakteri patogen dan organisme hama serta meningkatkan kesuburan (Poernomo A.1997).
2.4.4 Pemupukan
Menurut (Poernomo A.1997). Pemupukan
bertujuan untuk meningkatkan kandungan hara bagi kebutuhan fitoplankton untuk
melakukan fotosintesis. Peningkatan polulasi fitoplankton mendorong pertumbuhan
populasi zooplankton sehingga dapat meningkatakan ketersediaan pakan alami
ikan.
Kandungan bahan-bahan dalam air merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi warna air. Kandungan bahan dalam air dan pengaruhnya terhadap
warna air dapat dilihat pada Tabel 1.
Table
1. bahan dan warna air
No
|
Bahan
|
Warna Air
|
1
|
Alga
biru
|
Hijau
tua
|
2
|
Diatomae
|
Kuning
kecoklatan
|
3
|
Zooplankton
|
Merah
|
4
|
Bahan
organik
|
Cokelat
tua
|
5
|
Humus
|
Hijau/kuning
kecokatan
|
BAB III
PENUTUP
3.1
kesimpulan
Kompone biologi yang paling banyak berpengaruh dalam
perairan meliputi seperti plankton, alga, tanaman air, dan bentos. Jasad renik
dalam perairan berpengaruh terhadap kehidupan ikan.
Air mempunyai fungsi untuk menunjang kehidupan di dalamnya.
Dari segi biologi, air merupakan media yang baik untuk kegiatan biologis dalam
pembentukan dan penguraian bahan-bahan organik.
3.2
saran
Dalam menyelesaikan makalah ini, tentunya kami tidak lepas dari
kesalahan-kesalahan dan kekurangan dan kami menyadari bahwa makalah ini, masih
sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya kami sangat mengharapkan kritik
serta saran yang membangun guna dalam kesempurnaan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2000. Budidaya
Ikan Nila ( Oreochromis niloticus). Proyek
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas. Jakarta
Effendie. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan perairan. Kanisius.Jogjakarta ,1979 Metodologi Biologi Perikanan. Yayasan
Dewi Sri
Sitohang, Clemens
dkk. 2010. Limnologi.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Kasry, Adnan dkk., 2010. Penuntun Pratikum Ekologi
Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
53 hal.
Kasry,
Adnan dkk, 2010. Diktat Perkuliahan Ekologi Perairan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. 100 hal.
M. Ghufra H. 2007. Pengelolaan
Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan, Bhnineka Cipta.
Poernomo A.1997. Peranan
Tata Ruang, Desain Interior Kawasan Pesisir Dan PengelolaannyaTerhadap
Kelestarian Budidaya Tambak. Dalam majalah Techner, No 29, tahun VI Jakarta
Silahkan Tulis Komentar Anda ...